MAYAT ITU HIDUP KEMBALI

Diposkan oleh Hariru | Sunday, June 14, 2009 | | 0 Komentar »

Kisah ini ditulis oleh Ibnu Abid Dunya dalam bukunya Man ‘asya ba’dal maut. Dalam buku tersebut, Ibnu Abid Dunya meriwayatkan sebuah hadits dari Anas bin Malik. Anas bin Malik berkata : “Suatu hari kami menjenguk seorang pemuda Ansar yang baru beberapa hari sakit. Ternyata begitu kami sampai ke tempat tujuan, pemuda itu baru saja meninggal.

Perasaan sedih dan sesal menyelimuti hati kami; mengapa baru menjenguknya sekarang? Tapi apa daya, kematian tidak ada yang mengetahui kapan ia akan datang. Boleh jadi sekarang, sore ini, lusa, ketika sakit atau malah datang ketika sehat dan kuat. Tidak ada yang tahu, selain Allah. Kedua mata pemuda itu kami penjamkan. Tubuhnya segera kami tutup dengan kain. Tidak terasa isak tangis menyelimuti ruangan”.
Tampak di sebelah pojok seorang perempuan tua, bergegas menuju mayat pemuda itu. Langkahnya pasti, sorot matanya penuh gelisah. Dia adalah ibu dari pemuda yang baru meninggal tersebut. Diantara kami mencoba menenangkan si ibu sambil berkata : “Ibu, bersabarlah, Allah memilihkan pilihan yang terbaik untuk putra ibu”.

Si ibu kemudian bertanya : “Apa anakku telah meninggal?”
“Ya. Ia baru saja meninggal dengan tenang”, jawab kami.
Ibu itu kemudian mengadahkan kedua tangannya ke langit sambil berkata : “Ya Allah, aku beriman kepada-Mu, aku juga turut hijrah bersama utusan-Mu. Apabila aku ditimpa musibah yang sangat berat, aku senantiasa berdoa kepada-Mu dan Engkau selalu melepaskan musibah itu. Ya Allah, pada saat ini aku bersimpuh di hadapan-Mu tiada lain untuk memohon kepada-Mu, agar hari ini, jangan engkau bebankan aku dengan musibah kematian putraku ini.”

Anas berkata : Tidak lama setelah ibu tadi berdoa, tubuh si mayat bergerak. Kami kaget dan heran. Lalu kami buka kain yang menutup wajah dan tubuhnya itu, ternyata ia hidup kembali.
Pemuda yang baru meninggal itu hidup kembali berkat doa ibunya yang sangat salihah. Betapa senang dan bahagianya hati si ibu, dan kami yang hadir saat itu. Setelah itu, kami bersama-sama makan dengan pemuda itu.” Subhanallah.

Kisah di atas menunjukan bahwa tidak ada yang mustahil di duniah ini. Semua bisa saja terjadi. Itu adalah tanda kekuasaan Allah bahwa Allah menguasai segala sesuatu, bahkan atas sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal manusia.



Artikel Terkait:

0 Komentar

Post a Comment