KALEDUPA- Setelah berjalan mengendarai sepeda selama tujuh bulan, Felix (28) guru olahraga salah satu sekolah di Jerman, Minggu (28/6) tiba di Pulau Hoga Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Sebelum mengelilingi Kepulaun Tukang Besi lebih lanjut, pengendara sepeda Jerman, sempat singgah di Rujab Bupati Wakatobi.
Felix mengatakan, perjalanannya dilalui sangat melelahkan, apalagi mengayuh menggunakan sepeda, sambil membonceng tas ransel, meskipun lelah tapi perasaan bangga cukup bergelorah dalam hatinya. Karena setelah menempuh waktu tujuh bulan, sekarang telah berada di Pulau Hoga. Berangkat dari rumah di Jerman naik sepeda ke bandara, lalu terbang ke Bangkok, kemudian memakai sepeda melewati Laos sampai Kamboja, naik pesawat ke Malaysia, begitu tiba langsung ke Indonesia. Setelah itu ke Sulawesi. Dari Makassar mengayuh sepeda lewat Bone, meyebrang ke Kolaka sampai ke Kota Kendari. Terus naik Super Jet ke Baubau, lalu ke Wakatobi.
Dia menjelaskan, kehadirannya di Wakatobi termotivasi setelah membuka internet dan membaca keindahan bawah laut pulau Wakatobi, di situ banyak anak-anak yang dilihatnya sehingga ingin bertemu dengan mereka. “Sekarang sudah bertemu dengan anak-anak itu dari Bajo Sampela,” ucap Felix, yang diterjemahkan Geerjte, warga Belanda. Rencananya tiga bulan ke depan baru akan kembali ke Jerman, juga dengan mengayuh sepeda. (m4/mus)
http://radarbuton.com
Felix mengatakan, perjalanannya dilalui sangat melelahkan, apalagi mengayuh menggunakan sepeda, sambil membonceng tas ransel, meskipun lelah tapi perasaan bangga cukup bergelorah dalam hatinya. Karena setelah menempuh waktu tujuh bulan, sekarang telah berada di Pulau Hoga. Berangkat dari rumah di Jerman naik sepeda ke bandara, lalu terbang ke Bangkok, kemudian memakai sepeda melewati Laos sampai Kamboja, naik pesawat ke Malaysia, begitu tiba langsung ke Indonesia. Setelah itu ke Sulawesi. Dari Makassar mengayuh sepeda lewat Bone, meyebrang ke Kolaka sampai ke Kota Kendari. Terus naik Super Jet ke Baubau, lalu ke Wakatobi.
Dia menjelaskan, kehadirannya di Wakatobi termotivasi setelah membuka internet dan membaca keindahan bawah laut pulau Wakatobi, di situ banyak anak-anak yang dilihatnya sehingga ingin bertemu dengan mereka. “Sekarang sudah bertemu dengan anak-anak itu dari Bajo Sampela,” ucap Felix, yang diterjemahkan Geerjte, warga Belanda. Rencananya tiga bulan ke depan baru akan kembali ke Jerman, juga dengan mengayuh sepeda. (m4/mus)
http://radarbuton.com
Artikel Terkait:
Wakatobi
- Tips Perjalanan Ke Wakatobi
- Wakatobi Menjadi Salah Satu Daerah Tujuan Wisata Unggulan 2011
- Transportasi ke Wakatobi
- Keindahan WAKATOBI dalam film The Mirror Never Lies
- The Mirror Never Lies, Film Berlatar Belakang Kehidupan Suku Bajo Di Kepulauan Wakatobi
- Wakatobi Diusulkan Menjadi Tuan Rumah Sail Indonedia 2011
- Dari Dekat Kedatangan Sail Indonesia di Wakatobi
- Pemkab Wakatobi Bangun Stasiun Pengaman Penyu
- Inggris Harapkan Wakatobi Jadi Pusat Unggulan Maritim
- Mengungkap Keajaiban di Kabupaten Wakatob
0 Komentar
Post a Comment