Tentang Hati –Lentera Hati

Diposkan oleh Hariru | Saturday, June 20, 2009 | | 0 Komentar »


Nu'man Ibnu Basyir Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda -dan Nu'man memasukkan dia jarinya ke dalam kedua telinganya-: "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram pun jelas, dan di antara keduanya ada hal-hal yang syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa menjauhinya, maka ia telah membersihkan agamanya dan kehormatannya dan barangsiapa memasuki syubhat, ia telah memasuki keharaman, seperti halnya penggembala yang menggembala di sekitar batas (tanahnya), tidak lama ia akan jatuh ke dalamnya. Ingatlah bahwa setiap kepemilikan ada batasnya, dan ingatlah bahwa batas Allah ialah larangan-larangan-Nya. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging, jika ia baik seluruh tubuh akan baik jika ia rusak seluruh tubuh akan rusak. Ketahuilah dialah hati." Muttafaq Alaihi

Hati, sama dengan padanannnya, Kalbu. Kata kalbu berasal dari Bahasa Arab yang berakar dari kata kerja qalbu yang artinya membalik-berpotensi untuk membolak-balik; yaitu disatu saat merasa senang, disaat yang lain merasa susah; disatu kali mau menerima dan suatu kali menolak. Hati memang tidak konsisten , kecuali hati yang mendapat cahaya Ilahi.

Adapun yang berasal dari kata hati biasanya tidaklah selalu benar. Kada ia merupakan bisikan setan, bisikan malaikat, atau bahkan merupakan bisikan nafsu.

Bisikan yang datang dari setan biasanya mengajak manusia untuk memenuhi panggilan syahwat, perut, seks, atau ambisi dalam berbagai ragamnya. Bisikan yang datang dari nafsu biasanya enggan berhenti sebelum keinginannya terpenuhi, dan tidak pernah merasa puas kecuali meraih apa yang diinginkannya itu. Bahkan kadang juga tidak merasa puas meskipun yang diinginkannya itu ditukar dengan sesuatu yang lain yang memiliki nilai lebih ketimbang yang pertama. Sementara itu, bisikan setan, bila gagal merayu disatu bidang, ia akan beralih kebidang yang lain, karena tujuannya adalah untuk menjerumuskan manusia ke jurang di manapun ia terjatuh.

Bisikan yang datang dari malaikat itulah ilahm yang dititipkan Allah guna menerangi jalan manusia. Salah satu tanda bahwa bisikan itu ilham adalah kesesuaiannya dengan Al-Quran dan Sunnah Nabi SAW.
Kalbu yang diterangi oleh Cahaya Ilahi ini memiliki fungsi yang berbeda dengan fungsi akal, dan sifat terangnya pun berbeda. Terangnya akal bersumber dari analisis informasi pancaindra yang bersifat disik material. Karena itu, cahayanya tidak jarang gagal menembus kegelapan; sulit baginya menyingkap sesuatu hal yang tersirat dari yang tersurat, bahkan akal itu tidak mampu menembus alam metafisika. Kalo daya akal diibaratkan dengan kemampuan berenang, maka pada saat ombak dan gelombang membahana, yang bisa berenang dan yang tidak bisa berenang tidak ada bedanya. Ketika itu yang dibutuhkan keduannya adalah pelampung yang ampuh.

Syukurlah Allah SWT mengaanugerahi kita potensi yang lain disamping potensi jasmani dan akal yakni kalbu. Dengan kalbu ini kita dapat berimajinasi, merasakan dan mengekspresikan keindahan. Melalui kalbu ini pulalah kita dapat percaya dan berhubungan dengan Tuhan serta menangkap cahaya petunjuk-Nya.

Seringkali cahaya petunjuk itu datang secara tiba-tiba, tanpa disertai analisis, bahkan kadang tak terpikirkan sebelumnya. Kedatangnnya bagaikan kilat, baik dalam sinar maupun kecepatannya, sehingga manusia tidak mampu menolak kehadirannya, tetapi tidak juga dapat mengundangnya. Potensi untuk meraih cahanya petunjuk-Nya itu ada di dalam diri setiap insan, walaupun peringkat dan kekuatannya berbeda-beda. Ada yang demikian kuat, tak ubahnya seperti informasi yang didapat oleh indra; ia begitu meyakinkannya sehingga melebihi keyakinan terbitnya matahari dari sebelah timur. Tetapi, ada juga yang begitu lemah sehingga tidak dapat dirasakan oleh yang menerimanya, atau bahkan tidak diakui kehadirannya.

Itulah 'kata hati' yang dititipkan oleh Allah. Dan itulah nurani, intuisi atau dalam bahasa agama disebut sebagai hidayah dan firasat.



Artikel Terkait:

0 Komentar

Post a Comment