Mengungkap Keajaiban di Kabupaten Wakatob

Diposkan oleh Hariru | Thursday, July 30, 2009 | | 0 Komentar »


Terdapat Pulau yang Dihuni Penyu

GUGUSAN Kepulauan Wakatobi (Wanci, Kaledupa, Tomia, Binongko) benar-benar menyimpan banyak "keajaiban", baik di darat maupun di lautannya. Selain keindahan biota laut, atraksi budaya, juga terdapat pulau yang huni satwa melata penyu.

La Witiri, Baubau

ANANO dan Runduma adalah salah satu pulau digugusan kepulauan Waktobi, yang telaknya berhadapan langsung dengan laut Buru dan Banda. "Ajaibnya" pulau Anano dan Rumbuma, karena di pulau paling ujung timur Kabupaten Wakatobi ini terdapatnya satwa melata penyu.


Menurut Kepala Badan Kebudayaan dan Pariwisata Sultra, Ibrahim Marsela, pulau Anano dan Runduma merupakan pusat penelusuran penyu hijau (Celonia Mydas) bertelur. Petugas Balai Taman Nasional Kepulauan Wakatobi (BTNKW) mencatat, ada sekitar 35 sarang penyu disepanjang garis pantai pulau Anano dan Runduma tersebut.

''Penyu hijau rutin bertelur pada saat malam hari bulan purnama tiba. Biasanya hewan langka ini naik ke bibir pantai bertelur pada pertengahan malam dini hari,'' kata Ibrahim Marsela, yang juga putra kelahiran Wakatobi pada bincang-bincang dengan koran ini di Kendari belum lama ini.

Pantai yang indah dan berpasir putih nan halus membentang panjang, menjadikan rumah bagi binatang yang hidup di dua alam ini. Kawasan ini sangat cocok untuk dijadikan riset bagi mahasiswa perguruan tinggi (PT).

Di sekitar perairan pulau ini, kata Ibrahim Marsela yang juga mantan Wakil Walikota (Wawali) Baubau ini, juga memiliki site penyelaman yang cukup refresentatif dan indah. Khusus di pulau Runduma dihuni oleh sekitar 400 penduduk. Untuk mencapai pulau ini, dapat ditempuh menggunakan kapal kayu carteran selama lima jam perjalanan dari Wangi-Wangi ke pulau Runduma.

Pulau lain yang memiliki "keajaiban", yakni pulau Hoga. Hoga adalah salah satu tempat favorit penyelam profesional dari dalam dan luar negeri. Di pulau ini terdapat Marine Research Station, yang dikelola Operation Wallace, sebuah lembaga penelitian yang berpusat di Inggris. Biasanya musim penyelaman terjadi sepanjang satu bulan pada bulan Maret atau tiga bulan sepanjang Juli-Agustus (musim panjang).

Umumnya mahasiswa Eropa dan Amerika yang meneliti biota laut. Di tempat ini mereka bisa tinggal berminggu-minggu. Pulau ini ditumbuhi pepohonan yang rindang, asri dan sejuk, serta pasir putih yang halus dan lembut.

''Bagi yang ingin menginap di pulau ini, ada sekitar 200 penginapan atau Homestay sederhana berbentuk rumah panggung kecil terbuat dari kayu, yang dibangun masyarakat Kaledupa. Sewanya Rp 40 ribu semalam per orang. Bagi pengunjung yang nginap di pulau ini, pagi hari akan menyaksikan Matahari terbit (sunrine) di ufuk timur,'' paparnya.

Berkunjung ke pulau ini, dapat menggunakan speedboat reguler atau carteran dari Wanci-Kaledupa, dengan jarak tempuh satu jam lebih. Sewanya Ro 50 ribu perorang. Selanjutnya dari Kaledupa ke Hoga, kita naik perahu mesin atau katinting carteran milik masyarakat yang disewakan Rp 20 ribu. Sewa bisa lebih murah, yakni Rp 5000 jika ada penumpang lain.

Selain itu, terdapat pulau Onemobaa. Di pulau ini terdapat sejumlah spot penyelaman yang sangat menarik. Salah satunya, adalah marimabuk. ''Sesuai dengan namanya, anda akan dibuat mabuk dengan keindahan biota-biota laut yang tidak ada duanya di dunia itu,'' jelasnya.

Obyek wisata ini sangat ekslusif karena dikelola secara profesional oleh Mr Lorenzt Maider, salah seorang pengusaha muda asal Swiss. Di tempat ini, Lorenzt mendirikan Dive Resort dan Bungalow sebagai tempat penginapan yang ekslusif dengan tarif yang cukup mahal.

Untuk berkunjung ke kawasan ini pun tidak mudah, harus mendaftar di agen perjalanan di Bali dan beberapa negara Eropa atau melalui internet. Itu pun harus menunggu antrean. Sebuah bandara milik Lorenzt yang diberi nama Maranggo juga dibangun disini.

Bagi yang inginkan biaya murah, bisa melakukan perjalanan sendiri atau secara berkelompok melalui Pemkab Wakatobi. Dari Wangi-Wangi-Tomia, naik Speedboat yang disewakan dengan tarif Rp 70 ribu dan waktu tempuh 2 jam perjalanan.*

http://radarbuton.com



Artikel Terkait:

0 Komentar

Post a Comment