Wakatobi, bukan lagi kabupaten kecil yang terpinggirkan. Kini, Kabupaten Wakatobi sudah menjelma menjadi daerah pariwisata yang terkenal sebagai surga nyata bawah laut di pusat segitiga karang dunia.


Langkah Bupati Wakatobi, Ir Hugua, untuk terus mengangkat Wakatobi sebagai daerah pariwisata yang mendunia, terus dilakukan. Hugua punya mimpi untuk menjadikan Taman Laut Wakatobi sebagai daerah pariwisata yang dapat mendatangkan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Pokoknya, Wakatobi harus menjadi daerah tujuan wisata utama.

 
Hal-hal yang akan dilakukan Hugua untuk terus memperkenalkan Wakatobi sebagai surga nyata bawah laut di pusat segitiga karang dunia adalah dengan mengajak Garin Nugroho untuk membuat film dokumenter Wakatobi, dan mendatangkan Luna Maya, Nirina Zubir dan Nugie. "Sebelumnya, saya sudah datangkan Nadine Chandrawinata sebagai duta wisata. Sementara sedang saya jejaki dengan artis lain seperti Nirina Zubir, Nugie dan Luna Maya. Ini target dengan paket promosi infrastruktur yang kita tawarkan. Apa arti human interest-nya, wartawan akan muat dan publik tahu bahwa, kalau film sudah kita ciptakan, bintang top sudah kesana, kan untuk marketingnya, tinggal paket yang dibuat," jelasnya.

Bahkan, Nadine, Nugie dan Nirina Zubir yang menawarkan diri pada Hugua saat bertemu dalam pertemuan WWF di Grand Indonesia. Ketiga artis ibukota itu justru menobatkan diri untuk menjadi "Three N" sebagai pelaku nature (alam). Tawaran tersebut tentu tidak disia-siakan Bupati Wakatobi ini.


Ketiga artis ini nantinya akan digandeng Hugua untuk mempromosikan dan mengangkat Wakatobi, sehingga jadi kawasan yang diminati dan dikenal masyarakat luas yang ada di Indonesia. Dengan begitu, pemahaman tentang Wakatobi dalam kerangka dunia, semakin kuat dan lebih pada pelestarian lingkungan dan budaya yang bisa dijual.


Oleh karena itu, Hugua berkeyakinan diperlukan orang-orang seperti Nirina Zubir, Nugie dan Luna Maya, yang sewaktu-waktu bisa berbicara di kancah nasional dan internasional. Ia juga akan meminta ketiga artis top ibukota itu, untuk masuk ke sekolah-sekolah guna menjelaskan tentang bagaimana melestarikan lingkungan dan budaya. Begitu pula pranata sosial yang didalamnya ada tokoh adat dan tokoh masyarakat.


Sementara itu, Kadis Pariwisata Sultra, Ir Ibrahim Marsela mengatakan, untuk mengembangkan Sultra, yang harus dilihat dulu yakni apa yang menjadi potensi unggulan Bumi Anoa ini, dalam bidang budaya dan pariwisata. "Saat ini kita tahu semua, secara lokal dan regional nasional bahkan internasional bahwa potensi yang sudah nampak di permukaan sata ini adalah Wakatobi. seperti halnya Sulsel dengan Tator-nya, Sulut dengan Bunakennya dan NTT dengan Pulau Komodo-nya. Olehnya itu, saat ini market utamanya yaitu Wakatobi," terangnya.

Diakui Ibrahim, Sultra memang memiliki objek unggulan. Tapi yang paling strategi untuk dipasarkan adalah Wakatobi yang memiliki daya jual dan daya saing yang tinggi dengan 750 spesies terumbu karang.

Saat ini, kata dia, Dinas Pariwisata Sultra sudah membuat suatu rencana jangka panjang, menengah dalam suatu dokumen pariwisata dan punya rencana strategi. Dukungan riil yang diberikan yakni dengan membuat program yang sinergi yang bisa mendukung pengembangan objek wisata secara keseluruhan utamanya Wakatobi. Contoh, Dinas Pariwisata Sultra memfasilitasi Wakatobi agar mendapat dana alokasi khusus dari Depbudpar dan tahun 2009 nanti dana senilai Rp 1,9 Milyar akan dikucurkan untuk menunjang terumbu karang Wakatobi.(*)



Artikel Terkait:

0 Komentar

Post a Comment