Para tahanan di blok khusus Tipikor Rutan Cipinang, menolak ditempatkan satu sel dengan mafia pajak dan mafia hukum, Gayus Tambunan.
Para tahanan yang umumnya titipan KPK tersebut menolak berbagi selnya lantaran Gayus dinilai orang bermasalah, sehingga bisa membawa masalah lagi. "Mereka sudah pada tahu dari tv, kalau Gayus pindah ke sini. Kebanyakan enggak mau bareng Gayus," ujar Kepala Rutan Klas IA Cipinang Edi Kurniadi di kantornya, Jakarta, Senin (22/11/2010).
Para tahanan yang umumnya titipan KPK tersebut menolak berbagi selnya lantaran Gayus dinilai orang bermasalah, sehingga bisa membawa masalah lagi. "Mereka sudah pada tahu dari tv, kalau Gayus pindah ke sini. Kebanyakan enggak mau bareng Gayus," ujar Kepala Rutan Klas IA Cipinang Edi Kurniadi di kantornya, Jakarta, Senin (22/11/2010).
Penempatan Gayus dalam satu sel seorang diri ini, lanjut Edi, memang untuk antisipasi penolakan dari tahanan lain. "Biarin saja sendirian. Mungkin kita taruh (tempatkan) di lantai 3 saja, biar merasa diasingkan," ujar Edi sembari bercanda.
Menggunakan mobil kijang bernopol B 8282 ER milik Kejari Jaksel dan dikawal sekitar enam jaksa dan polisi, Gayus tiba di Rutan Klas IA Cipinang, pukul 21.25 WIB, dari Rutan Mako Brimob Kelapa Dua Depok Jawa Barat.
Setiba di rutan, Gayus langsung diarahkan ke satu ruangan untuk mengisi syarat adminstrasi tahanan baru. Setelah itu, Gayus ditempatkan di sel 14, lantai 3, Blok Khusus Tipikor.
Blok Khusus Tipikor Rutan Klas IA Cipinang terdiri dari 98 sel dengan ukuran kamar 5x6 meter persegi. "Kapasitas maksimum blok tipikor 256 orang. Sekarang baru ada 79 tahanan," kata Edi.
Di sel barunya ini, Gayus akan tinggal seorang diri. Padahal satu sel bisa ditempati 5 orang.
Salah seorang tetangga Gayus di lantai 3 blok tersebut adalah tahanan bernama dr. Nurul, tahanan kasus korupsi dari kejaksaan. "Untuk saat ini, di kamar itu dia seorang diri," ujar Edi.
Di Blok Khusus Tipikor tersebut, ada Anggodo Widjojo, mantan Mensos Bachtiar Chamsyah, mantan Menkes Ahmad Sujudi, mantan Dirjen Depdagri Oentarto, dan mantan Gubernur Kepri Ismeth Abdullah.
sumber : tribunnews.com
0 Komentar
Post a Comment